Alat Musik Tradisional di Jember yang Terkenal Hingga Mancanegara

Foto: Sutaji saat ditemui awak media dikediaman.
2389
ad

MEMOonline.co.id. Jember - Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya yang melimpah.

Salah satu warisan budaya Indonesia yang telah mendunia dan dikenal keberadaannya adalah alat musik tradisional.

Alat musik yang turun menurun hidup dan berkembang di daerah tertentu.

Seperti yang dilakoni Sutaji, warga Dusun Curah Renteng, Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tetap eksis hingga saat ini.

Sutaji menjelaskan, sudah berjalan selama 39 tahun. Ia merintisnya sejak tahun 1983 silam hingga 2022.

Sementara pelanggan pun bertebaran diberbagai daerah hingga ke mancanegara.

Mulai Bali, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi, Sampang, Pamekasan, Bangkalan dan daerah lainnya.

Tidak hanya sampai disitu, sebanyak satu set alat musik ciptaannya pernah di ekspor ke luar negeri.

Salah satunya yakni Australia, oleh rekan bisnisnya beberapa tahun lalu.

Sementara untuk harga kentongan bervariasi dibanderol Rp 12 hingga Rp 14 juta.dala

Sementara harga kayu nangka dalam satu set alat musik kentongan dibanderol Rp 12 hingga Rp 14 juta.

"Saya punya banyak teman di berbagai daerah yang bisa dihubungi kapan saja untuk mencarikan kayu nangka.

Bisa melalui telepon, mereka langsung mencarikan kayu nangka,"tutur sutaji Senen (17/12).

Dan untuk ukuran kentongan paling kecil, dan ukuran jumbo panjangnya kisaran 45 h centimeter dengan 15 medle.

Dan ukuran besar bisa mencapai 160 centimeter hingga 200 centimeter dengan rata-rata 30 medle.

Masih kata dia, Sedangkan untuk kayu mahoni maupun kayu mangga, harganya bisa dibawah itu.

Jenis kayu turut menentukan kualitas bunyi yang dihasilkan, sementara penggarapan alat musik kentongan tersebut memakan waktu 2 bulan.

"Untuk menyelesaikan satu set Kentongan, bisa memakan waktu dua bulan. Jenis kayu juga menentukan kualitasnya mas,

Soalnya tergantung cuaca. Kalau terang, bisa cepat kering. Tapi kalau musim hujan, lama keringnya,"pungkasnya,

Penulis      :    Zainullah

Editor        :   Udiens

Publisher  :   Satrio Pininggit

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH menghadiri Gala Dinner bersama kader Pergerakan Mahasiswa Islam...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur atas dukungan sinergi dan...

MEMOonline.co.id, Jember- Tidak ada tulang Jasad Manusia ataupun bekas pernah terjadi pemakaman di areal yang diduga sebagai makam Pahlawan 45...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Sumenep akan kembali menyelenggarakan Festival Sapparan Budaya....

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, kembali meraih penghargaan dalam ajang "Satu Inspirasi" yang digelar oleh B...

Komentar