
MEMOonline.co.id. Sumenep - Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian, Kementerian Pertanian terus melakukan trobosan melakukan upaya ditengah ancaman La Nina. Hal itu dibuktikan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yakni dengan melaksanakan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Menggandeng Pemerintah daerah dan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD, digerakkan partisipasi petani lakukan penggerukan saluran air dan pengobatan tanaman padi di Desa Kacongan, Kecamatan Kota Sumenep, Jumat, (28/1/2022).
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep Arif Firmanto, S.TP, M.Si, memantau langsung kegiatan tersebut melalui daring via zoom.
Dalam sambutannya, Arif mengaku program tersebut sangat membantu petani. "Sangat membantu bagi petani di Kabupaten Sumenep, terutama peningkatan produksi," kata Arif.
Arif berharap program tersebut terus berlanjut di tahun 2022 ini demi peningkatan produktifitas pertanian. Saat ini di Sumenep terdapat 25 ribu hektat lahan pertanian produktif.
Sekretaris Poktan Ar-Raudah, Desa Sindir Imam Ghazali mengaku adanya orogram Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sangat membantu petani.
Tahun 2020 lalu Poktan Ar-Raudh menerima bantuan sebesar Rp50 juta. Bantuan tersebut dibelanjakan untuk pengadaan sarana dan prasarana pertanian.
Dimana kata dia, di Desa Sindir merupakan desa yang sering menjadi genangan air. Sehingga produksi terus mengurang setiap tahun. Apalagi saat penaburan benih sering gagal.
"Tapi adanya program ini produksi bisa meningkat setiap hektarnya," tegas dia.
Penulis : Satrio
Editor : Udiens
Publisher : Isma