
MEMOonline.co.id, Sumenep - Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) diduga tak sesuai spesifikasi. Pasalnya, pengerjaannya di sejumlah lokasi di Kabupaten Sumenep disinyalir tidak serius.
Dugaan itu awalnya menyeruak saat pengerjaan proyek irigasi di Desa Marengan Daya, Kecamatan Kota. Yang mana, kualitas pekerjaan tersebut kurang bagus. Alhasil menuai banyak protes.
Demikian disampaikan Aktifis Gerindo Sumenep Sarkawi. Senin (23/11/20).
"Kejadian tidak sesuai spek itu tidak hanya terjadi di Desa Marengan Daya. Dari hasil investigasi yang dilakukan, pekerjaan di sejumlah lokasi itu juga disinyalir berkualitas rendah, lantaran diperkirakan tidak sesuai spek,” bebernya.
Adapun lokasi proyek yang didatangi pihaknya yakni di Saronggi, Bluto, Pragaan, Lenteng, Batu Putih, Kota dan lainnya hampir disinyalir tidak sesuai spek. Utamanya, dalam hal campuran semen.
“Kami sudah men sampel, karena didatangi langsung, dan kami punya buktinya. Kami akan beberkan satu persatu,” tegasnya.
Sementara itu Sekretaris Komisi III DPRD Sumenep M. Ramzi mengungkapkan, pihaknya juga mendapatkan laporan jika kualitas pekerjaan proyek P3-TGAI ini sangat rendah, karena tidak sesuai spek.
“Laporan yang di terima tidak hanya satu titik, melainkan sejumlah lokasi yang diduga tak sesuai spek,” ujarnya.
Dirinya meminta kepada pihak terkait, dalam hal ini pendamping, termasuk BBWS Brantas melakukan investigasi kepada proyek ya g mendapat kucuran dana dari APBN ini. Pihaknya tidak ingin proyek tersebut hanya akan menjadi bancakan, yang menguntungkan pihak-pihak tertentu.
“Sudah kelompok yang dipakai dadakan, juga disinyalir tak memerhatikan DED (Detil Enginering Design), kali ini terjadi kualitasnya meragukan. Maka, ini menandakan jika program ini terkesan ada, namun tidak maksimal dalam pelaksanaanya,” tegasnya.
Ia berharap, hal ini harus dilakukan evaluasi menyeluruh. Sehingga program dari Kemen PUPR tersebut tepat guna dan tepat sasaran.
“Jadi, melihat kondisi di lapangan semacam ini, maka kami mempertanyakan program tersebut di Sumenep,” imbuhnya.
Terpisah, Asisten Konsultan Faulina dalam keteranganya menegaskan jika program tersebut sudah sesuai spesifikasi. Hal itu diketahui saat pihaknya melakukan monitoring.
“Belum ada laporan, jika ada kegiatan tidak sesuai. Akan kami tindaklanjuti,” tukasnya.(Zai/red)