
MEMOonline.co.id, Sumenep - Dalam pekan ini, tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, masuk dalam kategori zona oranye atau tingkat risiko sedang penyebaran Covid-19.
Perubahan dari zona kuning ke oranye ini berdasarkan data yang ada pada peta sebaran Covid-19, yakni di instagram resmi @kominfosumenep pukul 13.00 WIB, 16 November.
Disebutkan 23 suspek, 692 positif Covid-19, 618 sembuh, 38 meninggal dunia. Dan yang berstatus zona orange (resiko sedang) diantaranya Kecamatan Kota, Talango (kepulauan Poteran) dan Kecamatan Bluto.
Sementara yang menyandang status zona kuning dari 27 kecamatan diantaranya tercatat 10 kecamatan, yakni kecamatan Guluk-guluk, Pragaan, Lenteng, Saronggi, Kalianget, Batuan, Manding, Gapura, Ambunten dan Kecamatan Batuputih. Dan 14 kecamatan sudah berstatus zona hijau.
Oleh karenanya, pemerintah Kabupaten Sumenep terus berupaya agar semua kecamatan berstatus zona hijau. Caranya, msyarakat patuh protokol kesehatan.
Salah satunya dengan terus memperketat penegakan disiplin terhadap protokol kesehatan (prokes) oleh Satpol PP bersama aparat gabungan lainnya.
"Kita tetap aktif melakukan razia yustisi, baik siang maupun malam hari. Demi penegakan disiplin protokol kesehatan," ujar Kasatpol PP Sumenep, Purwo Edi Prawito saat dikonfirmasi pada Selasa (17/11).
Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim menyampaikan, semua wilayah akan cepat menuju zona hijau bila masyarakat peduli dan mau mengikuti himbauan pemerintah untuk patuhi protokol kesehatan.
"Ini harus didukung untuk menjadi zona hijau, itu sangat bisa apabila lapisan masyarakat melakukan (taati) himbauan pemerintah," katanya.
Pihaknya selama ini katanya, sudah menginstruksikan kepada camat, kepala desa hingga ke RT agar bersama-sama mematuhi prokes dengan baik.
Namun masih ada beberapa warga yang acuh dan ada juga yang tidak percaya akan adanya penyakit Covid-19.
"Dan itu bahkan ada tokoh masyarakat yang seperti itu," tuturnya.
Pemerintah daerah katanya, tetap berupaya dengan cara mengkampanyekan atau sosialisasi penggunaan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan pendekatan kearifan lokal.
"Misalnya, melalui Fatayat dan Muslimat NU," pungkasnya.Udiens