
MEMOonline.co.id, Bangkalan - Kisah pilu Toyyibah, warga Desa Dabung, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, yang membawa jenazah bayinya menggunakan motor akibat tak mampu bayar sewa ambulans membuat warga geram. Sejumlah pemuda meminta pegawai rumah sakit segera mengundurkan diri karena hal tersebut.
Sejumlah warga yang tergabung dalam Pemuda Madura Bersatu (PMB) memprotes hal tersebut ke kantor DPRD Bangkalan. Massa meminta agar keluhan tersebut segera ditindaklanjuti oleh DPRD Bangkalan.
"Tindakan pegawai tersebut betul-betul tidak berperikemanusiaan, pihak rumah sakit harus segera melakukan evaluasi agar kejadian serupa tak lagi terjadi, kami meminta DPRD dapat menindaklanjuti hal tersebut,"ungkap koordinator lapangan, Abdurrahman, Jumat (06/11/2020).
Diketahui, Toyyibah pada 16 oktober membawa bayinya yang berusia satu bulan ke puskesmas Tongguh, Arosbaya karena sakit. Namun kondisi terus memburuk sehingga dirujuk ke RSUD Syamrabu, Bangkalan.
Setelah dirujuk ke rumah sakit daerah, bayi tersebut masuk ke UGD dan kemudian dirawat intensif di ICU dengan alat bantu jantung. Saat dirujuk, bayi Toyyibah terdaftar sebagai pasien mandiri sebab tak memiliki kartu indonesia sehat (KIS) maupun BPJS.
"Jadi orangtua bayi harus membayar sejumlah Rp 3,5 juta untuk alat bantu jantung namun kondisi tak membaik," lanjutnya.
Malangnya, bayi tersebut kemudian menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 23.00 wib. Toyyibah dan suaminya kemudian ingin membawa pulang bayinya namun tak memiliki biaya untuk menyewa ambulance dan membawa pulang jenazah bayinya.
"Saat orangtua bayi tersebut menyampaikan kondisi ekonominya tersebut ke pihak rumah sakit, namun salah satu petugas malah menyarankan membawa jenazah bayi dengan motor yang dibawa oleh ibu Toyyibah dan suaminya. Kemana hati nurani petugas tersebut, ini mayat yang dibawa dan kondisinya dini hari," tambahnya.
Usai meminta surat kematian dari RSUD Syamrabu, toyyibah kemudian menggendong bayinya dengan naik diatas motor yang dikendarai suaminya. Ketiganya tiba di rumahnya pukul 02.00 dini hari.
Menanggapi hal tersebut, ketua DPRD Bangkalan, Muhammad Fahad mengaku akan menyampaikan aduan tersebut ke Bupati Bangkalan. Selain itu pihaknya akan memanggil pihak RSUD Syamrabu dalam waktu dekat.
"Kami turut berduka cita kepada korban, tentu aduan ini akan kami sampaikan pada bupati agar dapat ditindaklanjuti. Sementara untuk pihak rumah sakit, akan kami panggil untuk kami evaluasi," singkatnya. (Julian/red).