
MEMOonline.co.id, Jember - Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, untuk bantuan dampak Covid-19 di Desa Pocangan, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mendadak jadi perbincangan setelah diduga ada pemotongan.
Informasi yang dihimpun MEMOonline.co.id, BLT DD pertama memang sudah dilaksanakan. Namun, pembagian BLT DD tahap berikutnya bervariasi.
Pemotongan bantuan BLT DD tersebut diduga ditilep oleh oknum kepala Desa dan perangkat Desa Pocangan.
Kebijakan oknum kades tersebut, selain telah melanggar mekanisme dan menerjang regulasi, juga terindikasi sebagai upaya untuk manipulasi data dan diduga upaya untuk menggelapkan anggaran penanggulangan wabah Covid-19 yang dianggarkan dari Dana Desa (DD).
"Saya tidak tahu, kesibukan saya di sawah, kalau aturannya gitu nak, bantuan BLT DD.tahap pertama 600 ribu, yang kedua Rp 500.ribu, Waktu itu uangnya di antarkan kerumah, selebihnya tidak ada hingga sekarang," kata kakek renta yang namanya tidak ingin dipublikasikan, sabtu (31/10/2020).
Menurutnya, saat warga mendatangi kantor Desa untuk menanyakan perihal BLT DD, kepala Desa sulit ditemui.
"Inginnya ke desa tapi Kadesnya jarang ngantor, jangankan sampean nak, banyak warga ingin ketemu dengan pak .Kades di rumahnya juga tidak ada," katanya.
Terpisah, BRL (inisial), juga warga setempat mengatakan, pada pencairan tahap pertama kami dapat bantuan Rp 600.000 ribu dan tahap ke 4 Rp 300 ribu.
"Pencairannya variatif mas," terangnya.
Lebih lanjut, dengan kejadian itu, dirinya sudah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan beberapa warga lainnya untuk melaporkan Kades Pocangan ke pihak berwajib.
"Saya sudah berkoordinasi dengan sebagian warga dan tokoh masyarakat setempat," ucapnya.
Dia juga menambahkan, kebijakan pemerintah dalam hal penanganan dampak covid-19 sudah tegas dan jelas.
"Ada ancaman pidana yang menanti jika terbukti melakukan penyimpangan, penyelewengan dan atau korupsi dalam hal pemberian dan penyaluran bantuan sosial terkait covid-19 ini," tandasnya.
Sementara Samsul, Kepala Desa Pocangan, saat dikonfirmasi lewat selulernya tidak aktif, di datangi ke rumahnya pun tidak ada. (Inul/red).