Anak Petani Sumenep Demo DPRD Harga Tembakau Murah

Foto: Puluhan pendemo saat berorasi di depan kantor DPRD Sumenep
451
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Himpitan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup ditengah pandemi Covid-19 semakin dirasakan oleh masyarakat. Tak terkecuali masyarakat petani di Kabupaten Sumenep.

Sosialisasi Perwali No.78 2020

Ironisnya, kondisi ini diperparah dengan murahnya hasil pertanian yang di produksi petani. Khususnya harga jual tanaman tembakau tahun ini.

Akibat dari kondisi perekonomian yang dinilai kacau, dalam hal ini biaya produksi pertanian tidak sebanding dengan hasil panen petani.

Keresahan-kerasahan dan kekecewaan mulai muncul ditengah-tengah masyarakat. Khususnya masyarakat anak petani yang mengeyam pendidikan di perguruan tinggi.

Dengan mengataskan Forum Aksi Masiswa Sumenep (FAMS) dan Aliansi Rakyat Bergerak (ARB), dua aksi unjuk rasa pecah di depan kantor DPRD setempat. Kamis (24/9/20).

Koordinator aksi lapangan (Korlap) ARB Moh Faiq mengatakan, keberadaan wakil rakyat di parlemen tidak mampu menyelamatkan hajat  paa petani. Pasalnya, dari tahun ke tahun, produksi pertanian tembakau selalu saja dibanderol dengan harga tidak manusiawi.

"Mestinya DPRD itu membuat regulasi dengan pemerintah daerah yang mengatur soal harga tembakau," katanya.

Menurut Moh Faiq, keberadaan wakil rakyat adalah untuk membantu rakyat yag sedang mengalami kesulitan. Dengan adanya wakil di Parlemen, masyarakat memiliki sandaran untuk mengadu.

Akan tetapi, lanjut dia, saat diharapkan kehadirannya untuk menjawab persoalan-persoalan perekonomian yang dialami masyarakat, yaitu soal menyelamatkan harga terbakau, tak satupun anggota DPRD hadir dan memberikan solusi terhadap persoalan yang ada.

"Buat regulasi yang mengatur break even point (BEP) tembakau, pemerintah daerah juga jangan diam, jangan berselingkuh dengan para pengusaha dan perusahaan," urainya.

Dirinya menambahkan, saat ini kondisi perekonomian di masyarakat tidak sedang baik-baik saja, apabila kondisi ekonomi kacau maka, imbasnya anak petani yang disekolahkan bisa saja putus ditengah jalan.

"Kami sadar kami anak para petani, kalau kondisi ini dibiarkan terus menerus, kedpan tidak ada yang mau berprofesi menjadi petani," imbuhnya.

Mirisnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa yang mengaku anak para petani tersebut tak ditemui satupun anggota DPRD Sumenep. Dengan diselimuti rasa kecewa, mereka membubarkan diri ditengah kaawalan ketat aparat kepolisian. (Zai/red)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- TNI - POLRI turun tangan dengan cepat untuk membantu membersihkan rumah warga yang terdampak tanah longsor. Kejadian...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pelaksanaan Kalender Event yang digelar Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Diaspora setempat,...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Ngatmini (50) warga Dusun Sriti Desa Sumber Urip Pronojiwo Lumajang, dievakuasi petugas gabungan TNI Polri dibantu warga...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Ketua DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Abdul Hamid Ali Munir, mengajak seluruh masyarakat memanfaatkan Ketua DPRD...

MEMOonline.co.id, Trenggalek- Bima Wahyu Syahputra atau yang lebih dikenal Bima adalah seorang travel content creator asal Indonesia yang lahir di...

Komentar