
MEMOonline.co.id, Sumenep - Keberadaan tugu kerapan sapi giling terlihat sangat mengenaskan. Pasalnya, kondisi tugu yang menjadi icon lapangan kerapan sapi Sumenep itu dibagian kirinya ambruk berserakan.
Mirisnya, meski patung kerapan sapi itu sudah lama rusak, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep tidak ada tanda-tanda untuk memperbaiki.
Rohman (36) salah seorang pelaku usaha di Giling mengatakan, tugu kerapan sapi tersebut sudah ambruk sejak tahun lalu.
"Sudah lama rusak itu, mungkin sudah sekitar setengah tahunan," ucap pria pemilik odong-odong yang didekorasi mirip ular Naga itu.
Ia menilai, tugu kerapan sapi yang rusak tersebut kemungkinan besar karena faktor kurangnya perawatan. Apalagi berada ditempat terbuka, dimana setiap harinya terkena hujan dan panas matahari saat musim kemarau.
"Kalu bukan Pemerintah siapa yang bakal peduli sama tugu sapi itu," ujarnya diiringi tawa.
Ironisnya, pihak Dinas terkait enggan berkomentar perihal perawatan dan pemeliharaan objek bangunan bernilai seni dan budaya itu.
Kepala bidang wisata Disparbudpora Sumenep Imam Buchari mengatakan, pihaknya tidak dapat menyampaikan hal apapun tanpa persetujuan Kepala Dinas.
"Sebenarnya banyak yang ingin disampaikan terkait semua hal apapun yang bersangkutan dengan pariwisata, tapi saya tidak berani," kelitnya.
Imam mengungkapkan, semua fasilitas umum baik berupa tugu kerapan sapi atau bangunan lain yang berkaitan dengan wisata di Sumenep, kesemuanya memiliki anggaran biaya perawatan dan pemeliharaan.
"Sekali lagi mohon maaf, saya tidak bisa berkomentar, karena ini sudah perintah pak Kadis, jadi harus satu pintu," ungkapnya. Senin (29/6/20).
Ia beralasan, Kepala Diparbudpora Sumenep Bambang Irianto jarang berada di kantor karena banyak kegiatan dan sering sakit-sakitan.
"Jangan paksa saya ngomong, lebih baik ke pak kadis langsung," pungkas Imam. (Zain).