Tellasan Topak' Budaya Leluhur yang Tetap Lestari Digelar di Sumenep Seminggu Setelah Lebaran Idhul Fitri 

Foto: bungkus ketupat yang terbuat janur dan atau daun siwalan
978
ad

'MEMOonline.co.id, Sumenep - Bagi masyarakat Sumenep, tellasan topak (lebaran ketupat red) merupakan budaya leluhur yang tetap digelar setiap tahun.

Tellasan topak yang biasa digelar seminggu setelah lebaran idhul fitri ini, tetap dijaga kelestariannya sampai saat ini.

Sebab telladan topak merupakan lebarannya  umat ​​Islam, khususnya umat islam yang sudah menyelesaikan ibadah sunnah, yakni puasa sawal.

Bagi masyarakat Sumenep, Lebaran Ketupat disebut juga di sebut Lebaran Terater dan dilakukan di hari ke 8 Syawal dengan cara disediakan ketupat lengkap dengan opor atau ayam goreng untuk imam masjid atau mushola. Selanjutnya, warga akan diundang untuk makan bersama.

Salah satu tokoh masyarakat di Sumenep, Kyai Jauhari saat dimintai keterangannya terkait lebaran ketupat ini menuturkan jika masyarakat Sumenep sudah terbiasa dengan lebaran ketupat dengan cara berbagi dengan sesama.

"Kita bersyukur karena Sumenep memiliki banyak kekayaan, termasuk kekayaan tradisi dan budaya. Salah satunya lebaran ketupat ini. Tradisi tersebut bukan sekadar referensi masa lalu, tetapi juga modal memajukan masa depan," jelasnya.

Menurutnya, ketupatan atau kupatan diasosiasikan dari bahasa Arab yakni Kaffatan yang berarti memperoleh perubahan bunyi dalam ucapan jawa menjadi kupatan yang berarti sempurna. Sama seperti kata barakah menjadi berkat dan salama menjadi selamat.

Kupatan juga sering dimaknai sebagai simbol kata khufadz artinya menjaga. Maksudnya orang yang sudah mengakui kesalahan di Hari Raya Idul Fitri hendaknya menjaga diri agar tidak melakukan kesalahan lagi.

"Tradisi kupatan sudah ada pada zaman pra-Islam nusantara, sebagaimana tradisi selamatan yang juga sudah ada dan berkembang di Indonesia. Namun, tradisi kupatan kemudian memperoleh sentuhan baru di zaman penyebaran Islam oleh Walisongo untuk menghadirkan tradisi yang akomodatif atau akulturatif di dalam masyarakat Jawa dan Nusantara pada umumnya," tandasnya. (Udiens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

Bersama ini saya ijin menyampaikan keluhan masyarakat sekitar pasar induk Cibitung Kabupaten Bekasi, bahwa sudah lebih dari 3 bulan sampah di...

MEMOonline.co.id, Kota Bekasi- Silaturahmi Pemerintah Kota Bekasi bersama para insan pers di Pendopo Walikota Bekasi diawali dengan acara buka puasa...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Potret kurang matangnya tata kelola kesenian di Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur menjadi pengantar diskusi hangat...

MEMOonline.co.id, Sampang- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang menggelar rapat paripurna dengan acara nota penjelasan bupati...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriyah dijadikan momentum untuk berbagi rasa oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten...

Komentar