Unik Seperti Kertas, Jajanan Satu Ini Mampu Mensejajarkan Diri Dengan Kuliner Lainnya di Kabupaten Sumenep

Foto: gambir pedas pesisir Legung
1789
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Berbicara tentang kuliner dan jajanan tentu saja banyak yang sudah kita jumpai di bumi Sumekar ini. Tak ayal jika ada beberapa menu yang sudah terdaftar menjadi makanan khas di Kota Sumenep.

Namun masih ada beberapa jajanan yang mungkin asing bagi sebagian masyarakat umum, tapi karena kerenyahan dari jajanan yang bernama Gambir itu tentu banyak disukai oleh kalangan remaja.

Jajanan terunik ini berasal dari Desa Pesisir Legung Timur, Kecamatan Batang Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Bentuknya sangat unik, tipis seperti kertas, ada tekstur gambar yang beraturan. garis garis bidangnya juga menambah daya tarik konsumen. Warnanya putih, dibagian tengah ada yang ditempel abon ikan, adapula yang dimodif dengan daun bawang. 

Rasanyapun tidak kalah bersaing, pokoknya sangat mantul dilidah. Gurih dan renyah juga cocok di makan dg cocolan sambal pedas, atau kua pindang. Selain itu bisa di lukis dengan kecap manis sehingga menambah citra rasa yang enak.

"Makan Gambir ini bisa menggunakan sambal pedas, kuah pindang, atau di kasi kecap manis," kata Hikmah (35) saat ditemui pada Senin (05/05/20) sore hari.

Harganya cukup terjangkau, 1000 rupiah dapat 3 lembar, adapula yang dijual 10.000 ribu rupiah, yang dibungkus dg plastik kiloan. Harga termahalnya itu berkisar 25.000 sampai 30.000 untuk satu kresek besar yang sudah diatur keamanannya.

"Harganya murah sekali, 1000 rupiah sudah dapat 3 biji, ada yang 10.000 ribu, juga ada yang 30.000 itu sudah harga maksimal dengan membawa Gambir satu kresek besar," imbuhnya.

Tidak hanya kaum remaja, anak - anak kecilpun sangat menyukainya, tentunya tanpa sambal dan yang pasti rasanya membuat ketagihan. Karena cemilan ini juga bisa dibuat ngemil, atau pengganti kerupuk saat sarapan.

"Anak anak kecil juga sangat suka, karena kan sekolah disini sudah banyak yang jual, tapi tidak menggunakan sambal, bisa juga dibuat kerupuk pas lagi sarapan," tutur perempuan beranak satu ini yang sudah lama merintis Gambir.

Jajanan ini meski peminatnya banyak kalangan remaja, namun tidak menutup kemungkinan laki -laki dan perempuan yang sudah tua juga doyan. Bahkan sampai kalangan pegawai negeri jikala santai di rumah maupun di kantor sukanya ngemil gambir.

Untuk menunjang perekonomian, beberapa ibu-ibu di desa ini juga disibukan dengan membuat sebuah olahan hasil laut menjadi sebuah produk. Inilah yang menjadi aktivitas keseharian ibu-ibu rumah tangga pesisir untuk mendapatkan penghasilan tambahan, diantaranya adalah gambir.

Semangat mereka dalam menekuni usahanya bisa diacungi jempol, karena rasa percaya diri pada produk olahannya sangat tinggi. Keaslianlah yang membuat produk ini sangat diminati masyarakat Sumenep, karena tidak menggunakan bahan pengawet dan semuanya dibuat serba alami.

Tidak menyangka, jika banyak mahasiswa yang sering memesan jajanan ini, baik melaui via telepon, medsos, atau datang langsung ke standnya. Menurut sebagian pemuda, meski jarak tempuh yang jauh dari kota, namun demi mencicipi jajanan ini perjalanan yang agak jauh itu terasa sangat dekat sekali.

"Saya dan teman teman juga sering order gambir, kadang melalui telpon, inbok, atau datang langsung, " timpal Fitri (21) mahasiswa pertanian Universitas Wiraraja Sumenep. (Musdalifah)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjelma menjadi kanvas terbuka saat menjadi tuan rumah Opening Ceremony Forum Asosiasi...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Kabupaten Sumenep menggelar acara istimewa berupa...

MEMOonline.co.id, Jakarta- Ratusan tenaga non-Aparatur Sipil Negara (non-ASN) dari berbagai daerah di Indonesia menggelar aksi damai di Jakarta pada...

MEMOonline.co.id, Kota Batu- Korban SA (16) mengungkap kronologi dugaan pelecehan seksual yang dialaminya, dimulai dari tahun 2021 saat acara doa...

MEMOonline.co.id, Kota Batu- Korban SA (16) mengungkap kronologi dugaan pelecehan seksual yang dialaminya, dimulai dari tahun 2021 saat acara doa...

Komentar