MEMOonline.co.id, Sumenep - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melakukan aksi demonstrasi didepan kantor DPRD Sumenep, Jalan Trunojoyo, Senin (17/02/2020).
Bak dalam film, aksi tersebut diwarnai dengan sejumlah kejadian. Termasuk salah satu kordinator aksi, mencak-mencak didepan Ketua DPRD Sumenep.
Mahasiswa sempat memarahi Ketua DPRD Sumenep lantaran wakil rakyat tersebut tidak menggubris surat audiensi yang mereka layangkan sejak beberapa waktu lalu.
Dalam aksinya itu, para mahasiswa mengungkap sejumlah temuan selama kurun waktu 15 hari setelah surat audiensi mereka dikirimkan. Termasuk salah satunya surat mereka telah berada di atas meja Ketua DPRD. Hanya saja tidak digubris.
Para mahasiswa mengaku selama 15 hari sejak surat itu dilayangkan, selalu menunggu panggilan guna melakukan audiensi. Bahkan para mahasiswa itu dalam kurun 15 hari juga selalu mendatangi kantor wakil rakyat tersebut.
Aksi ini terjadi lantaran para mahasiswa mengawal dugaan ketidakberesan pengangkatan jabatan pimpinan tinggi (Jpt) aparatur sipil negara atau PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
"Kami menuntut masalah ini bukan tanpa alasan, melainkan salah satu peserta membeberkan bahwa pengangkatan jabatan itu memang tidak ada tes uji kompetensi. Ini benar-benar sudah kesalahan fatal," jelas korlap aksi, Umam MZ.
Umam menuding DPRD Sumenep lemah dalam pemahaman aturan. Sebab, DPRD sebagai kontrol dari semua kebijakan eksekutif justru tak berdaya. Padahal soal tidak adanya tes uji kompetensi itu sudah jelas, dan bahkan videonya juga beredar.
Dia meminta agar terkait dugaan ketidakberesan tersebut segera dibahas di panitia khusus (Pansus). "Harus ada Pansus yang akan mengusut jabatan pimpinan tinggi (Jpt) di Sumenep," jelasnya.
Ketua DPRD Sumenep, Hamid Ali Munir mengaku surat yang telah dilayangkan oleh IMM itu telah diteruskan ke Komisi I DPRD Sumenep. "Sudah ke komisi I," katanya saat menemui massa aksi.
Hamid sempat mengutarakan bahwa yang namanya manusia tidak luput dari khilaf dan lupa. "Yang namanya manusia itu pasti ada salah dan lupa. Karena bukan malaikat. Jadi mohon maaf," tandasnya.
Usai ditemui Ketua DPRD Sumenep, para mahasiswa kemudian merangsek masuk ke gedung legislatif tersebut. Mereka kemudian menyisir ke ruang Komisi I. (Fiq/diens)