MEMOonline.co.id, Sumenep - Pasca Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim kembali dari Pulau Masalembu, jaringan 3G Telkomsel kembali dikeluhkan.
Firdaus Anwar, salah satu pemuda Masalembu mengatakan, jaringan 3G Telkomsel mengalami gangguan sejak Selasa siang (19/11/2019).
"Sejak Sabtu malam, jaringan 3G di Masalembu sudah aktif setelah Pak Bupati menyampaikan jaringan 3G akan aktif di Masalembu," ucap Firdaus via telpon kepada media ini, Selasa sore.
Menurutnya, jaringan 3G mulai aktif setelah Bupati Sumenep berkunjung ke Pulau Masalembu, pada hari Sabtu (16/11/2019). Saat itu, Bupati Kiai Busyro menyampaikan kesanggupan PT Telkomsel Sumenep untuk mengaktifkan jaringan 3G.
Sebelum Bupati asal PKB berkunjung ke Masalembu, warga hanya menikmati jaringan 2G di Pulau Masalembu.
Sementara, Handril, Kepala Kantor PT Telkomsel Cabang Sumenep punya penjelasan terkait kondisi jaringan 3G tidak normal di Masalembu.
Kepada sejumlah media, Handril mengatakan, jaringan 3G di Pulau Masalembu masih menggunakan radio. Bukan langsung ke satelit atau jaringan fiber optik.
"Jaringan 3G di Pulau Masalembu masih menggunakan radio dari Pulau Karamian sebagai pulau terdekat. Sedangkan, Pulau Karamian menembak radio dari Kalimantan," terang Handril, saat berbincang dengan sejumlah media di atas kapal yang mengangkut kepulangan rombongan Safari Kepulauan Masalembu, Minggu siang.
Menurut Handril, kecepatan transmisi 3G di Masalembu mulai dari 384 Kbps sampai 2 Mbps. "Jika pengguna internet overload, kecepatan 3G bisa lelet karena kendala infrastruktur bandwitch Masalembu," ucap alumni S2 Telkom University, Bandung ini.
Dikatakan, jaringan 3G di Pulau Masalembu sama dengan 3G di pulau-pulau lain di Sumenep. Seperti, Pulau Kangean, Raas, Sapudi dan Sapeken.
Hanya saja, kata pria asal Surabaya ini, jaringan 3G di Sapeken dan Kangean menggunakan radio dari Singaraja, Bali. Sehingga kecepatan internet bisa mencapai 1000 Mega.
Dari segi komersil, diakui Handril, kehadiran PT Telkom di Pulau Masalembu tidak masuk hitungan bisnis. PT Telkom tetap beroperasi di Masalembu karena Bhakti Pada Negeri.
Handril menawarkan solusi agar jaringan internet di kepulauan sebagai daerah terluar bisa sama dengan jaringan internet di daratan tidak bukan radio. Tapi terkoneksi jaringan kabel fiber optik atau satelit.
"PT Telkom tak mampu membiayai jaringan itu. Kecuali infrastruktur disediakan oleh pemerintah daerah. PT Telkom hanya menyediakan sarananya," pungkas alumni UGM ini. (Ainur/diens)