
MEMOonline.co.id, Sumenep - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Hairul Anwar ST. angkat bicara soal Keputusan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, yang akan menimpor beras sebanyak 500.000 ton dari Vietnam dan Thailand.
"Kalau pemerintah bermaksud mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, harus terlebih dahulu mengkroscek data persediaan beras yang ada saat ini. Apakah memang kurang atau tidak," kata Hairul, sapaan akrab Hairul Anwar, Rabu (24/1/2018).
Sebab menurutnya, impor beras yang akan dilakukan menteri perdagangan, dikwatirkan akan berimbas pada harga beras dalam negeri nantinya.
Karena bila beras luar masuk, harga beras petani lokal dalam negeri otomatis akan anjlok.
"Ini yang harus dihindari. Kalau memang diperlukan impor ya ditentukan jumlahnya. Mengingat Maret nanti petani kita sudah akan masuk musim panen padi," tuturnya.
Bahkan Ketua Kadin Sumenep melihat impor beras tersebut menandakan jika program swasembada beras atau ketahanan pangan nasional, gagal.
Karena idealnya, impor beras itu bisa dilakukan jika data kebutuhan beras secara keseluruhan menunjukkan 1 juta ton namun hasil panen hanya 800 ribu ton.
"Nah, kalau datanya begitu ya boleh lah impor beras. Tapi jumlahnya mengacu pada kebutuhan itu saja. Jangan sampai situasi ini dimanfaatkan pihak terkait," pungkasnya. (Nita/diens)