
MEMOonline.co.id, Bekasi - Cikarang Pusat - Per 14 Juni 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menggulirkan program penilaian Indeks Mutu Terbaik, yakni sebuah komposisi penilaian yang dilakukan oleh Kemendikbud RI, terhadap semua sekolah yang ada di seluruh Indonesia.
Program penilaian Indeks Mutu Terbaik tersebut guna memastikan seluruh anak Indonesia memperoleh layanan pendidikan yang bermutu ditingkat satuan pendidikan dengan perencanaan dan penganggaran terpadu antara pemerintah pusat dan daerah.
Tentunya, ada indikator-indikaror standar yang digunakan dalam penilaian.
Adapun keempat indikator penilaian mutu tersebut; pertama yaitu nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) atau (USBN), kedua, Nilai Penjaminan Mutu (PMP), ketiga, Akreditasi, kemudian yang keempat, Uji Kompetensi Guru (UKG).
Berdasarkan penilaian, dari 215.869 sekolah yang ada di Indonesia, baru sekitar 40.612 sekolah atau hanya 18,8 persen sekolah yang dinyatakan memenuhi kriteria sekolah yang bermutu baik.
Hal tersebut, disampaikan Asep Saefullah, Kepala Bidang Data, Sarana dan Pengendalian Mutu Pendidikan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Selasa, (27/8/2019).
Untuk sekolah yang ada di Kabupaten Bekasi sendiri, berdasarkan penilaian Indeks Mutu Terbaik yang sudah dilakukan, Asep, menjelaskan ada sebanyak 328 dari 900-an sekolah dasar (SD) yang sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
"Jadi 30 persen lebih, sekolah dasar kita sudah memenuhi SNP menurut tolak ukur penilaian Indeks Mutu Terbaik tersebut," ucapnya.
Sedangkan ditingkat SMP, lanjut Asep, ada sebanyak 162 sekolah dari 300-an sekolah juga memenuhi standar.
"Kalau secara persen, itu sudah 50 persen lebih sekolah SMP kita yang sudah memenuhi standar SNP," tambahnya.
Ketika ditanyakan, apakah bisa dan dibutuhkan berapa lama sekolah yang ada di Kabupaten Bekasi untuk mencapai target 100 persen, Asep, menjawab secara lugas bahwa target 100 persen tidak akan bisa terpenuhi dikarenakan oleh beberapa sebab dan faktor.
" Ya, tidak bisa 100 persen tercapai. Sebab, setiap tahunnya pasti ada penambahan jumlah sekolah baru,"tukasnya.
Dengan demikian, tentunya sekolah- sekolah baru tersebut akan terus berproses dan tidak bisa ditarget waktunya sebab setiap sekolah standar kemampuannya berbeda-beda.
"Kalau sekitar 80-90 persen, saya masih optimis lah,"imbuhnya.
Dan itu, saya rasa, bukanlah sebuah mimpi yang terlalu muluk bagi kami (Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi-red),"pungkas Asep. (Bam/Diens).