MEMOonline.co.id, Sumenep - Selain akan menjadi sarana pelayanan kesehatan di lautan rumah sakit apung yang diresmikan dua menteri di Sumenep juga bisa dijadikan sebagai sarana transportasi.
Sebab dalam satu kali angkut, kapal jenis “rede” itu mampu menampung sebanyak 30 penumpang.
Saat kapal Rumah Sakit Terapung menjadi sarana transportasi, kata dia bisa dimanfaatkan warga untuk konsultasi dengan dokter maupun dengan petugas kesehatan.
"Rumah sakit punya fungsi transportasi, jadi pagi-pagi mereka berjalan, dua tiga jam sampai empat jam, siang hari dikala ombak tinggi mereka itu berlabu di pulau-pulau kecil, disitulah fungsi rumah sakit berjalan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dilengkapi Ruang Operasi
Kapal Rumah Sakit Terapung yang ada di Kabupaten Sumenep dilengkapi dengan ruang operasi.
"Jadi multi fungsinya banyak sekali, tidak sekedar hanya mengobati panas atau flu dan sebagainya, melainkan ada kamar operasinya, saya gembira sekali," kata Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M, saat di Sumenep,
Dikatakan, saat ini kapal Rumah Sakit Terapung di Sumenep merupakan satu-satunya di Indonesia. Sehingga diharapkan mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat khususnya di wilayah kepulauan.
Kendati begitu lanjut Nila, keberadaan Rumah Sakit Terapung tidak untuk membatasi kinerja petugas kesehatan yang ada di Puskesmas dan juga Polindes. Melainkan, hadirnya rumah terapung guna memaksimalkan pelayanan. Sebab, pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Polindes terbatas.
"Jadi pasien-pasien yang memang sudah memerlukan tindakan, itu sudah disiapkan dan mereka ada kamar oprasi di sini. Nanti kontrolnya di puskesmas lagi," jelasnya.
Meski telah dilengkapi kamar operasi, kata dia tidak semua pelayanan kesehatan bisa terakomodir. Salah satunya operasi mata.
"Makanya dokter-dokter yang kami angkut tadi, saya minta ke fakultas agar dokter-dokter juga bantu turun nanti ke pulau dan mereka bisa melakukan tindakan di pulau," tegasnya. (Ita/diens)