MEMOonline.co.id, Lumajang - Pasca tertangkapnya se ekor ular piton raksasa di tepian Ranu Klakah, Desa Tegal Randu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, beberapa hari lalu, memantik persepsi berbeda dari sejumlah warga.
Persepsi tersebut dilontarkan warga baik disetiap obrolan secara langsung, hingga pendapat di lini masa akun-akun media sosial.
Mayoritas, warga Desa setempat meyakini, jika ular tersebut adalah penunggu Ranu Klakah yang berada di lereng Gunung Lemongan.
Hal tersebut diakui pula, oleh Kades Tegal Randu, Sadi. Saat itu, ia bersama - sama warganya medatangi kediaman Supi'i, Jum'at malam (19/7/2019).
Ia bermaksud untuk menjemput ular tersebut yang mana sebelumnya, sudah sepakat antara dirinya dan Supi'i untuk kembali melepas ular tersebut ke habitat aslinya.
"Kami bermaksud untuk mengembalikan ular ini ke habitat aslinya. Warga berkehendak demikian. Dan Supi'i juga berkehendak yang sama berniat untuk melepas kembali ke habitatnya," kata Kades disaksikan sejumlah warga.
Masih kata Kades, ular tersebut sebelumnya kerap muncul kepermukaan disaat musim 'koyok'. Namun kata dia, ular tersebut tidak pernah mengganggu warga setempat.
'Warga meyakini kalau ular sepanjang 7 meter berwarna kuning emas bercorak coklat tersebut adalah penunggu Ranu Klakah. Dulu ya pernah ada yang menangkap, tapi tiba-tiba anaknya sakit. Dan setelah ular tersebut kembali dilepas, anaknya kembali sembuh seperti sediakala," imbuh Sadi.
Tak lama, Sadi dan warganya membawa ular tersebut menuju Ranu Klakah menggunakan kendaraan roda empat.
Setibanya di sana, warga setempat nampak menyambut sambil bersorak ular telah dikembalikan, senada memberi tahu warga yang lainnya.
Ularpun dilepas oleh Kades setempat, disaksikan puluhan warga. Terpantau malam itu, sejumlah warga masih mencari ikan dan nampak tak kaget meski ular dilepas.
Seperti sudah terbiasa dengan adanya ular besar di sisi timur tenggara Ranu Klakah itu. Ular tersebutpun kencang melaju ke arah goa di timur tenggara ranu di iringi sorakan 'pulang sana pulang' oleh warga setempat. (Hermanto/diens)