
MEMOonline.co.id, Jember - Setelah mendapat bantuan bedah rumah dari pemerintah, seorang nenek renta sebut saja Bu Rayem, Warga Dusun Gempal, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, bukan lantas enak tidur di rumah barunya.
Sebab, ia masih harus pontang - panting mencari biaya tambahan, untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Hal itu dikarenakan, bantuan bedah rumah yang ia terima tak tuntas, sehingga harus mengeluarkan uang pribadi, untuk menyelesaikannya.
Bu.Rayem, harus rela mengeluarkan biaya sendiri untuk membeli pasir, semen, plastik, bata merah, untuk memplester tembok rumahnya.
Tidak hanya itu, Bu Rayem harus membeli genteng karena genteng lama dipasang kembali, sementara genteng baru yang dijanjikan pemerintah tidak kunjung datang.
Bahkan Bu Rayem sudah pasrah menerima kenyataan, karena sudah tidak sanggup, mencari biaya lagi untuk kulit gedung didalam rumah.
"Sekarang,saya sudah pasrah, Alhamdulillah... walaupun rumah ini belum selesai, tapi sudah bisa saya tempati," kata Bu Rayem, saat disambangi wartawan media ini, Minggu (26/5/2019).
Saat ditanya masalah gedung rumahnya yang belum selesai, ia mengaku tidak tahu menahu soal itu.
"Saya gak tau Nak.namanya juga dikasik orang masak saya mau merintah nak. Takut saya," paparnya.
Sementara saat dikonfirmasi kepada warga yang lain terkait bantuan bedah rumah mili Bu Rayem, warga mengaku sangat menyayangkan hal itu.
Karena bantuan bedah rumah milik Bu Rayem, jauh dari harapan masyarakat desa pakusari.
Yang lebih disesalkan oleh warga pakusari, Program bedah rumah Bu Rayem tahun 2018, belum jelas sumber anggarannya dari mana.
Karena sampai saat ini, belum ada papan nama yang memuat asal sumber dana serta besaran anggarannya.
"Jelas program bantuan bedah rumah di Gempal ini, tidak sesuai prosedur dan mengalah aturan.
Coba mas cek langsung, bukan cuma saya warga yang lain sama mas, ada sekitar 15 unit rumah warga yang tersentuh program bantuan bedah rumah di Desa Pakusari," kata salah satu warga penerima bantuan bedah, namun meminta namanya tidak disebut.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Pakusari, Misjo, belum bisa dikonfirmasi terkait bantuan bedah rumah itu. Sebab saat dihubungi melalui telpon genggamnya tidak di angkat.
Bahkan saat didatangi media ini ke Kantor Desa Pakusari, terlihat tidak ada seorangpun yang ngantor.
Padahal saat itu merupakan hari aktif kerja. Dan ketika media ini hendak melakukan konfirmasi ke rumah kepala desa, Kepala Desa Pakusari juga tidak ada dirumahnya. (Inul/diens)