Tiga Tahun Kepemimpinan Bupati Faida, Kemiskinan di Jember Masih Dimana-Mana

Foto: salah satu warga menghuni rumah tidak layak huni
1223
ad

MEMOonline.co.id, Jember – Meski sudah tiga tahun kepemimpinan Faida-Muqit di berjalan, namun kemiskinan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, masih di mana-mana.

Kondisi paling parah, berada Kecamatan Sumberjambe dan Ledokombo. Hal itu bisa terlihat dari banyaknya rumah warga, yang tergolong tidak layak huni.

Seperti yang dialami oleh Muhra (75) warga Kecamatan Sumberjambe. Dirinya harus rela tinggal di sebuah gubuk bambu ukuran 2 x 4 meter dengan atap daun tebu yang sudah ditumbuhi rumput liar.

Sehingga, pada musim hujan bocor karena atap sudah banyak yang bolong. Belum lagi, bambu penyangga sudah tua dan sewaktu-waktu bisa roboh dan menimpanya.

Padahal, dari kantor desa setempat tidak jauh, diperkirakan 20 meter saja. Diakui Muhra, sempat dirinya didatangi oleh pihak desa didata dan dimintai Kartu Keluarga. Katanya, untuk diajukan untuk bedah rumah.

"Saya di sini tinggal sendiri. Anak saya satu-satunya kerja di konteran (kerja di hutan). Dulu pernah didata dari desa tapi tidak ada sampai sekarang," ucapnya dengan nada memelas.

Diakuinya, hal yang paling ditakutkan saat tidur malam adalah ular hijau, yang sekali-kali bisa mengancam keselamatan dirinya.

"Kalau dingin dan bocor itu biasa, yang paling takut adalah ular. Kadang tidak bisa tidur  karena dingin," sebutnya.

Dirinya bermimpi, ingin membangun kembali rumahnya. Dengan cara menyicil, daun tebu kering pelan-pelan dia kumpulkan.

"Itu disamping rumah mulai dikumpulkan daun tebunya. Alhamdulillah gratis, minta sama tetangga di sana," lugas Muhra.

Keadaan itu dibenarkan oleh Fauzi (43) anak kandungnya. Bahwa selama ini rumah yang ditempati sangat jauh dari kata layak.

"Ya seperti itu rumah orang tua saya, kerja saya hanya ke kunteran, bukan tanah sendiri. Saya mengadu nasib ke hutan," beber Fauzi.

Terkait data yang diminta desa, dirinya sudah merasa bosan sebagai keluarga menunggu karena sampai hari ini belum ada tindak lanjut.

"Ini tanah asli milik keluarga saya. KK pernah diminta, katanya untuk diajukan. Kami tidak terlalu berharap, karena kami sudah menunggu lama," sambungnya.

Sementara Kepala Dinas Sosial kabupaten Jember Isnaini Dwi Susanti saat dikonfirmasi lewat pesan singkatnya mengatakan, bahwa sampai saat ini untuk dinas sosial sudah tidak mengani persoalan bedah rumah sudah tidak tersedia.

"Penanganan kemiskinan memag tidak boleh dilakukan oleh satu OPD.  Terhadap RTLH ada dinas PU Cipta karya. Anggaran di Dinsos tentang RTLH anggaran tdk tersedia," tulisnya.

Kendati demikian kata Isnaini, untuk kebutuhan dasar untuk warga miskin pihaknya siap.

"Tapi menopang kebutuhan dasarnya wajib dilakukan, data RTLH harus kita miliki karena mereka masuk kategori orang miskin,"

Adapun langkah yang dilakukan, kata dia, meminta ke  pemangku kepentingan dengan cara  memasukkan data hasil verval org miskin di kabupaten berikut kebutuhannya. 

"Kemudian, mengajukan proposal  TTLH ke Provinsi dan pusat," pungkasnya.

Muhra adalah salah satu contoh kecil, dari ribuan masyarakat miskin di Kabupaten Jember, yang sampai saat ini menunggu realisasi 22 janji bupati untuk pengentasan kemiskinan. (Inul/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriyah dijadikan momentum untuk berbagi rasa oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten...

MEMOonline.co.id, Jember- Bupati Jember Hendy Siswanto melaksanakan program Jember Bershodaqoh (J-Bershodaqoh) di Kecamatan Balung yang meliputi 8...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, membagikan ilmu jurnalistik kepada puluhan...

MEMOonline.co.id, Padang- Hafiz Rahman Hakim atau yang lebih dikenal Hafiz adalah seorang travel content creator asal Indonesia yang lahir di...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pembangunan Kantor baru gedung DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang peletakan batu pertamanya dilkukan pada 21 Agustus...

Komentar