Viral ! Kampanye Pilpres Diacara Ijazah Kitab Shahih KH. Ma'ruf Amin di Ponpes Annuqayah Disorot Kiai Sepuh

Foto: KH. Abd. Muqshit Idris, salah satu sesepuh PP. Annuqayah
2072
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Kegiatan KH. Ma'ruf Amin di Pondok Pesantren (PP) Annuqayah, dinilai sesepuh Ponpes Annuqayah, Desa/Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menciderai etika pesantren.

Sebab, kegiatan tersebut semula hanya untuk pemberian ijazah kitab shahih bukhari, namun faktaya menjadi kegiatan politik dan kampanye pasangan calon presiden.

KH. Abd. Muqshit Idris, salah satu sesepuh PP. Annuqayah menilai kegiatan macam itu patut tidak dicontoh karena merupakan akhlak madzmumah.

"Pada saya pamit pemberian ijazah, tetapi nyatanya dilapangan malah kegiatan kampanye. Apalagi kampanyenya itu diletakkan di halaman kampus yang sebenarnya tidak boleh ditempati kampanye," kata Kiai Muqshit pada media ini, Kamis (21/03/2019)

Menurutnya, mengapa tidak terus terang saja kalau akan ada kampanye.

“Mengapa harus bohongi saya. Ini yang penting saya sampaikan. Sebagai pelajaran bagi anak-anak muda sekarang," tegasnya.

Lebih lanjut, kiai muqshit  menerangkan sebuah kisah. Suatu ketika Rasulullah ditanya soal hukumnya orang yang mencuri, kepada sahabat yang bertanya rasul menjawab, potong tangan.

"Meskipun Fatimah (putri nabi) kalau mencuri harus di potong tangannya. Artinya dalam hal ini, meskipun hamg berbuat kesalahan adalah keluarga saya sendiri, bila salah saya harus katakan salah.

Hal ini biar jadi pembelajaran kepada semua, wabil khusus anak-anak saya sendiri di pesantren," terangnya.

Terpisah, panitia penyelenggara kegiatan Kiai Ma'ruf Amin di PP. Annuqayah, K. M. Ainul Yaqin berkata pihak penyelenggara memang mengaku keliru soal rentetan kegiatan Kiai Ma'ruf Amin.

Menurutnya, kegiatan Kiai Ma'ruf ke Annuqayah murni hanya sebatas pengajian biasa tidak ada unsur kampanye atau politik.

"Hanya saja dalam perjalanannya, memang ada hal yang tidak bisa kami kontrol sebagaimana disampaikan oleh Kiai Muqshit. Itu murni kesalahan kami sebagai penyelenggara dan atas semua itu, kami mohon maaf utamanya kepada Kiai Muqshit selaku sesepuh di ponpok pesantren Annuqayah," katanya.

Pengasuh muda Annuqayah yang akrab disapa Kiai Nonong ini menjelaskan bahwa kedatangan Kiai Ma'ruf ke Annuqayah murni silaturrahim dan pemberian ijazah Kitab Shahih Bukhari. Munculnya agenda politik dalam kegiatan tersebut juga membuat pihak penyelenggara kebingungan.

"Makanya atas nama penyelenggara kegiatan, kami mohon maaf kepada kiai sepuh dan juga masyarakat atas munculnya kampanye saat kegiatan pemberian ijazah Shahih Bukhari pada selasa lalu," pungkasnya. (Ita/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, membagikan ilmu jurnalistik kepada puluhan...

MEMOonline.co.id, Padang- Hafiz Rahman Hakim atau yang lebih dikenal Hafiz adalah seorang travel content creator asal Indonesia yang lahir di...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pembangunan Kantor baru gedung DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang peletakan batu pertamanya dilkukan pada 21 Agustus...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Ramadhan berkah, Serikat Media siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Sumenep berbagi takjil puasa untuk para abang becak dan...

MEMOonline.co.id, Jember- Suasana kegembiraan menyelimuti halaman SMK Islam Bustanul Ulum (IBU) saat acara Pondok Ramadhan....

Komentar