Soal Viralnya Berita Siswa SMA Meninggal Diduga Dipukul Gurunya di Sumenep, Begini Penjelasan Kepsek SMA Batuan

Foto: Salehudin, Kepala Sekolah SMA Batuan saat dimintai konfirmasi media di kantornya, Rabu (20/3/2019)
2384
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep – Viralnya pemberitaan sejumlah terkait siswa SMA di Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang diduga mati karena dipukul gurunya menggunakan gayung, memaksa Kepala Sekolah (Kepsek) tempat siswa malang itu menuntut ilmu, angkat bicara.

Salehudin, selaku Kepsek SMAN Batuan, Kecamatan Batuan, Sumenep, menyatakan jika pemberitaan yang ditulis sejumlah media itu, hanya sepihak, dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Sebab menurutnya, peristiwa pemukulan siswa tersebut, sudah terjadi sekitar lima lalu.

Namun, pasca peristiwa itu siswa malang yang diketahui berinisial ADR (17), masih aktif mengikuti mata pelajaran, hingga akhirnya sakit dan meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Pamekasan.

“Kejadian yang katanya si guru memukul murid tersebut sudah sekitar 5 bulan yang lalu. Dan bukan pukulan yang keras melainkan hanya patokan yang di lakukan si guru ke dahi si murid menggunakan  gayung, yang memang sudah pecah,” kata Salehudin, Kepsek SMAN Batuan kepada sejumlah awak media di kantornya, Rabu (20/3/2019).

Menurutnya,  mengapa siswa itu dipukul (dipatok red), karena si murid tidak mengerjakan tugas, yang diperintahkan gurunya si guru.

“Bahkan saat itu bukan hanya satu siswa itu yang di patok, melainkan temen satu bangkunya pun dipukul karena tidak mengerjakan tugas juga,” terangnya.

Bahkan Salehudin menegaskan jika tidak ada kekerasan saat itu. Dan hal itu bisa ditanyakan kepada teman sebangkunya, yang juga ikut dipukul.

“Kesaksian teman sebangkunya itu sudah cukup menjadi bukti, bahwa tidak ada  tindak kekerasan yang di lakukan oleh guru waktu itu,” paparnya. 

Sedangkan saat disinggung mengenai sakitnya siswa malang itu, serta gumpalan darah pada otak begian belakangnya, Kepsek SMA Batuan mengaku sudah mendapatkan informasi mengenai hal itu.

Apalagi, ada salah satu pihak yang mengatakan ada benjolan di kepala bagian belakang si siswa, dan mata sebalah kiri si siswa terlihat bengkak.

“Dan setelah didiagnosis oleh pihak kedokteran, ternyata bengkak dan benjolan yang ada di kepala si siswa itu, bukan karena benturan bendara keras, malikan diduga akibat dari radiasi hp. Itu amat masuk akal,  karena setiap kali mengikuti KBM, siswa itu sering tidur. Tapi setelah jam istirahat, dia terlihat seringa main hp,” tegasnya.

Sedang atas viral pemberitaan siswa meninggal dipukul gurunya, pihak keluarga si murid dan aparat desanya, datang ke sekolah untuk meminta maaf, dan berjanji tindak akan melanjutkan laporannya ke kantor polisi.

Selain itu, keluarga si murid bersumpah akan membela pihak sekolah.

“Tapi jika kasus ini terpaksa dilaporkan ke kantor polisi, maka pihak sekolah akan melakukan pembelaan,” pungkasnya.  

Diberitakan sebelumnya, peristiwa nahas tersebut bermula saat ADR (17), yang duduk dibangku di bangku kelas 11 A (SMA) Batuan, mengikuti mata pelajaran agama, yang diajarkan oleh terduga.

Namun, saat jam pelaran berlangsung, ADR dikabarkan tidak mengerjakan tugas dan malah tertidur dibangkunya.

Sehingga, oknum guru yang sedang memberikan mata pelajaran agama marah, dan memukul korban dengan gayung, dan mengena pada bagian kepalanya.

Selang berapa lama dari peristiwa itu, korban mengalami pusing dan kejang-kejang. Oleh karenanya, kami membawa korban ke Puskemas lenteng. Namun disana tidak sanggup, hingga kami membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moh Anwar Sumenep.

Namun, oleh pihak rumah sakit umum daerah korban disarankan dirujuk kerumah sakit Pamekasan, lantaran keterbatasan peralatan.

Dan sesampainya di rumah sakit Pamekasan, Dokter menyatakan bahwa ada pembekuan darah akibat benturan benda keras di kepala korban.

Hal itu dibuktikan dari hasil Foto Rongen, dan diketahui jika di kepala korban ada pembekuan darah, khususnya  di otak belakang.

“Makanya korban sempat mengalami kejang-kejang, karena pada otak bagian belakangnya ada pembekuan darah. Selanjutnya oleh dokter rumah sakit Pamekasan, korban disarankan dirujuk ke rumasakit surabaya,” paparnya.

Namun nahas, sebelum keluarga korban membawa ADR ke rumah sakit di Surabaya, korban menghembuskan nafas terkahirnya pada hari Senin (18/3/2019).

Sementara Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Moh.Heri membenarkan adanya laporan penganiayaan siswa oleh oknum guru di SMA Batuan.

Dan pihaknya mengaku, akan segera membentuk tim untuk melakukan penyelidikan, terkait kasus penganiayaan oknum guru, hingga menyebabkan korban meninggal.

Sedangkan Wiwik Hawiyah Karim SH, selaku kuasa korban, berharap Penyidik Polres Sumenep, khususnya Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) agar secepatnya memproses kasus tersebut, dan segera menangkap pelakunya. (Eva/lia/diens)

 

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Aldi seorang pelajar SMK di Kabupaten Lumajang, dikabarkan hilang pasca melakukan pendakian ke puncak Gunung Lemongan....

MEMOonline.co.id, Lumajang- Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) menyampaikan pesan penting yang menggugah kesadaran publik nasional: rumah...

MEMOonline.co.id, Palu- Musyawarah Nasional (Munas) II Pro Jurnalismedia Siber (PJS) resmi dibuka oleh Gubernur Lemhanas RI, Dr. TB Ace Hasan...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Komunitas Kanca Pendidikan (KKP) Kabupaten Sumenep sukses menggelar kegiatan edukatif dan inspiratif bertajuk Lomba...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Abdillah Irsyad Camat Tempeh Kabupaten Lumajang, merespon peristiwa indikasi kecurangan dalam tahapan seleksi/penjaringan...

Komentar