
MEMOonline.co.id, Pamekasan - Soal polemik pekerjaan proyek rekonstruksi penahanan tebing di Jl. Bazar, Kelurahan Bugih, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kini disoal warga, Rabu (2/1/2019).
Pasalnya, pekerjaan milik BPBD Kabupaten Pamekasan itu diduga ada upaya menghilangkan jejak dan ditengarai ada kong-kalikong antara konsultan pelaksana dengan BPBD Pamekasan.
Hal itu terkuak usai salah satu paket proyek yang serupa di Desa Rombuh mengakui ada jual beli, fee proyek dan parahnya dikerjakan separuh anggaran.
Hingga, tidak menutup kemungkinan, pekerjaan proyek yang berada di Jl. Bazar Kelurahan Bugih itu terindikasi mempunyai persoalan yang serupa.
AM (inisial) warga setempat merasa kebingungan maksud dan tujuan pihak pelaksana yang mencabut papan nama dalam pekerjaan proyek rekonstruksi penahanan tebing.
"Maksud dan tujuan kontraktornya tidak jelas, papan nama informasinya dari kemaren-kemarennya hilang," kata AM.
Tak hanya itu, AM juga menyayangkan pekerjaannya yang saat ini sudah banyak yang rusak.
"Ini lihat sendiri mas, banyak yang rusakkan. Lagi pula pipa pembuang airnya ini kurang. Takutnya jika hujan deras air tergenang seperti kemaren-kemarennya itu, jadi mudah terjadinya longsor kalok air tidak berjalan," sesalnya.
Perlu diketahui, Kepala BPBD Pamekasan, Akhmad Firdaus saat dimintai keterangan mengenai proyek tersebut menuturkan, bahwa dilokasi sudah terpampang papan nama.
"Disana sudah ada papan namanya, di sebelah utara itu," katanya.
Namun, setelah dinyatakan dilokasi tidak ada papan nama, Firdaus berdalih papan namanya diterjang air.
"Mungkin roboh diterjang air, tapi waktu itu ada," pungkasnya.
Sekerdar diketahui, pekerjaan proyek milik BPBD itu ada lima paket proyek, empat penahanan tebing di Desa Rombuh, Jl. Bazar Kelurahan Bugih, Desa Plakpak, Desa Majungan, dan satu saluran air di Jl. Asem Manis Pademawu.
Kelima paket proyek tersebut terindikasi ada fee proyek yang tembus hingga 36%. Ikuti terus berita selanjutnya !. (Faisol)