
MEMOonline.co.id, Sumenep – Gara-gara keberadaannya meresahkan dan membahayakan bagi warga sekitar, sumber api dari tempat pembuangan batu bara zaman company di Desa Kalianget, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa timur, terpaksa dipadamkan. Sebab, bara api tersebut mengeluarkan hawa yang cukup panas, dan mengganggu bagi warga sekitar.
Ketua komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep Nurus Salam, yang ikut memadamkan api di Kalianget tersebut mengatakan, jika pihaknya sudah dari awal meminta pihak ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Kabupaten, agar melaporkan peristiwa itu ke Lembaga Survey Geologi di Bandung.
Selain itu, pihaknya juga meminta ESDM mengirim sampel tanah dan pasir di lokasi kemunculan bara api ke Bandung untuk diteliti. Sehingga diketahui penyebabnya.
Sedangkan koordinasi yang dilakukan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), demi mengantisipasi adanya korban lagi.
"Warga setempat ada yang kakinya melepuh saat melintas di lokasi kemunculan bara api itu, nah sebagai penanganan awal agar tidak ada korban lagi," katanya Uyuk, sapaan akrab Nurussalam, Selasa (23/10/2018).
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Sumenep Abd Rahman Riadi mengatakan, untuk menghindari adanya korban, sudah berkordinasi dengan kepolisian, dan diberita tanda atau garis polisi agar warga sekitar menjauhi lokasi titik api.
Penanganan lain, melakukan pendinginan dengan menyiram lokasi munculnya hawa panas dan bara api. Masyarakat diharapkan melapor jika terjadi hal tidak diinginkan.
"Kami harap masyarakat tidak terlalu resah adanya fenomena ini, tetap tenang seperti biasa."pintanya.
Jika dimungkinkan tim ahli akan diturunkan ke lokasi melakukan penelitian, untuk mengetahui, penyebab hawa panas dan bara api tersebut. Dikatakan, kejadian tersebut tidak hanya di Kalianget Barat.
Kepala ESDM Kabupaten Sumenep Abd Kahir menyatakan, tiga kali mendatangi lokasi munculnya hawa panas dan api di desa Kalianget Barat. Pihaknya sudah mencatat indikasi penyebab hawa panas dan bara api tersebut.
Selanjutnya, mempersiapkan surat tembusan bupati untuk dilayangkan ke Badan Geologi untuk dilakukan penelitian."Secara historis lokasi ini dulunya tempat penampungan limbah batu bara pada zaman Belanda dan Jepang."paparnya.
Volumenya sangat besar, dengan temperatur udara saat sekarang panas, hingga mengeluarkan hawa panas dan api. Kedati demikian pihaknya belum bisa memastikan dan menunggu hasil penelitian. (Satrio/diens)