MEMOonline.co.id, Sumenep - Peringati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73 tahun, Forum Pemuda Desa (FORPEMDES) Jadung, menggelar Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan di mushalla H. Nawawi Desa Jadung, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Kegiatan yang bertema 'Semangat Nasionalisme Pemuda dalam Mengokohkan NKRI' ini dihadiri K. A. Dardiri Zubairi, Wakil Ketua Pengurus Cabang PC. NU Sumenep, sebagai narasumber.
Ketua Panitia, Fadli Achmad dalam sambutannya menyampaikan. Dialog Kebangsaan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara di dalam setiap jiwa pemuda. Serta untuk menyikapi segala bentuk persoalan yang belakangan ini kembali muncul dan mengancam persatuan bangsa.
"Tema kegiatan pemuda ini, di mana dengan semangat nasionalisme pemuda kita kembali menyatukan tekat pemuda desa Jadung khususnya, dalam memperkuat semangat kebangsaan dan integritas bangsa," kata, Fadli panggilan akrabnya. Sabtu, (25/8/18).
Sementara itu, penggerak Forpemdes Jadung, Bakir mengatkan. Sebagai pemuda mesti melakukan refleksi tentang apa yang terjadi hari ini, seperti apa kondisi pemuda di fase pra kemerdekaan, fase Kemerdekaan dan pada saat ini, dan seperti apa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita semua sadar, saat ini muncul gerakan dan paham yang menonjolkan perbedaan yang berujung pada perpecahan bangsa. Kita mesti bisa mengambil nilai positif dalam perbedaan karena kita semua berada dalam satu bangsa yang menjujung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.
Ditambahkannya, peran pemuda dalam era saat ini sangat penting, sadar atau tidak estafet kepemimpinan menjadi milik kaum muda. Kita harapkan nilai perjuangan yang diwarisi generasi muda dahulu harus tetap hidup. Konsep perjuangan yang sudah di kumandangkan harus tetap dipertahankan.
Saat ini lanjut aktivis Pemuda tersebut, hampir di pelosok negeri ini muncul gerakan dan idealisme baru yang mengancam persatuan bangsa. Gerakan dan idealisme sempit yang merongrong persatuan dan kesatuan serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita berharap persatuan dan kesatuan bangsa yang lahir dari sebuah perjuangan yang panjang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Sesuai dengan Pancasila dan UUD 45," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, K. A. Dardiri Zubairi, salah satu pembicara pada dialog kebangsaan menuturkan bahwa tokoh pemudalah yang memproklamatori terbentuknya Negara Republik Indonesia. Tantangan bangsa di era reforasi ini sangat berat.
"Di saat negara-negara lain ingin belajar kepada Indonesia. Bagaimana membangun negara dan bangsa yang bisa damai dan rukun antara agama dan kebangsaan. Banyak kelompok-kelompok yang ingin menghancurkan ideologinya sendiri. Aneh," Paparnya.
Para pejuang bangsa, lanjutnya untuk memperjuangakan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak ada pretensi apapun melainkan keiklasan dan ketulusan agar anak cucu bangsa mengisi dan menikmati kemerdekaan yang hakiki.
Ditekankan bahwa segala informasi yang dapat diakses oleh generasi muda. "Jangan serta merta ditelan mentah-mentah sehingga membawa perubahan perilaku maupun gaya hidup bebas yang meninggalkan budaya bangsa. namun harus difilter sehingga budaya bangsa dapat tetap mendapat ruang dalam implementasinya dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Untuk diketahui, sebelum menggelar dialog kebangsaan. Forpemdes Jadung terlebih dahulu menggelar Khotmil Quran serta mengiriman doa untuk para pejuang dan para leluhur. Sebagai renungan betapa penting mengenang perjuangan untuk merebut kemerdekaan. (Zubed/diens)