
MEMOonline.co.id, Jember- Penutupan Jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi sejak 24 Juli 2025 mulai berdampak signifikan pada distribusi energi, terutama Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG.
Sebagai respons cepat, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus menerapkan skema alih suplai dengan mengerahkan 79 mobil tangki dari berbagai wilayah untuk menjamin kelancaran pasokan.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan bahwa perubahan rute distribusi menjadi salah satu langkah antisipatif untuk menjaga kelancaran suplai di tengah kemacetan akibat penutupan jalur nasional tersebut.
Distribusi yang sebelumnya melalui Jalur Gumitir kini dialihkan ke rute alternatif Banyuwangi – Situbondo – Arak-Arak – Bondowoso – Jember.
Skema ini mulai diberlakukan sejak pertengahan Juli, sebelum penutupan resmi.
Pertamina juga telah berkoordinasi dengan Satlantas dan Polres setempat untuk memastikan mobil tangki BBM dan LPG bisa melintas tanpa hambatan.
“Akibat kemacetan, waktu tempuh distribusi (Round Time Hours/RTH) meningkat dari 4 jam menjadi 11 jam,” ujar Ahad, Senin (28/7/2025).
Untuk mencegah keterlambatan lebih lanjut, alih suplai juga dilakukan melalui Instalasi Surabaya Group dan Fuel Terminal Malang, guna menghindari mobil tangki terjebak di Pelabuhan Ketapang.
Dari 79 unit mobil tangki yang dikerahkan, semuanya memperhatikan batas maksimal kapasitas jalan, yakni 24 kiloliter (KL). Distribusi juga diperkuat dari wilayah Tuban dan Madiun sebagai upaya lanjutan.
Penutupan Jalur Gumitir ini berdampak langsung pada 8 SPBU di Bondowoso dan 41 SPBU di Jember. Namun Pertamina memastikan, pasokan energi ke masyarakat akan tetap terjaga selama masa penutupan yang diperkirakan berlangsung hingga 24 September 2025.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center di nomor 135.
Penulis : Zainullah
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliyak