
MEMOonline.co.id, Jember- Berada dalam status darurat narkoba.
Negara ini memiliki tingkat kerawanan tinggi atas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Bukan hanya karena letak strategis Indonesia dengan ribuan pulau dan lautan yang luas menjadi celah sebagai jalan tikus penyelundupan.
Sementara jumlah penduduk yang kian meningkat juga menjadi potensi pangsa pasar besar bagi bandar.
Apalagi, modus operandi sulit diprediksi.
Beragam faktor inilah yang membuat para bandar terus berlomba mencari akal menyelundupkan barang haram ke Indonesia.
Hal ini disampaikan Bakesbangpol Jatim Agus Imantoro, dihadiri perwakilan Ormas, tenaga pendidik dari madrasah dan guru BK SMA/SMK wilayah Bakorwil V Jember.
Bertempat di Pendopo Bupati Jember Wahyawibawagraha.
Saat menggelar sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Bertempat di Pendopo Bupati Jember Wahyawibawagraha, Jawa Timur.
"Sebagai bentuk konkret, Pemprov Jatim akan menggelar enak kali sosialisasi P4GN di wilayah Bakorwil V Jember," ungkap Agus Imantoro dalam sambutannya.
Di sisi lain Bupati Jember melalui Asisten 3 Sekda kabupaten Jember, Isnaeni Dwi Susanti mengapresiasi kegiatan sosialisasi P4GN.
"Kami mengajak semua pihak untuk bersama - sama memerangi Narkoba," pungkasnya.
Sementara Ketua Tim Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi (P2M BNNP), Hari Priyanto menjelaskan bahwa Narkoba sangat berbahaya bagi masyarakat.
"Secara aspek medis, Narkoba bisa menyebabkan ketergantungan atau kecanduan, menurunkan derajat kesehatan sehingga kematian," ungkap Hari Priyanto.
Lanjut Hari, Narkoba secara aspek sosial juga membawa dampak gangguan mental, anti sosial dan asusila, dikucilkan lingkungan, jadi beban keluarga, mengganggu pendidikan sehingga masa depan suram, pungkasnya.
Perlu diketahui, Bakesbangpol Jatim merilis jika ada 25 desa di Jatim masuk kategori Bahaya Narkoba dan 944 desa masuk kategori Waspada Narkoba.
Penulis : Zainullah
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliyak