Berpotensi Merusak Lingkungan, PC ISNU Sumenep Bentuk Timsus Kajian Dan Riset Soal Galian C Dan Tambang Fosfat

Foto: PC ISNU Sumenep saat Bentuk Timsus Kajian Dan Riset Soal Galian C Dan Tambang Fosfat
1832
ad

MEMOonline.co.id. Sumenep - Maraknya tambang ilegal galian C dan Fosfat yang beroperasi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, cukup meresahkan bagi masyarakat.

Hal itu dikarenakan, dampak yang ditimbulkan dari tambang ilegal tersebut sangat merusak dan membahayakan pada lingkungan sekitar.

Seperti rumah warga yang berada di sekitar penambangan juga banyak yang rusak dan fasilita umum (Fasum), seperti jalan penghubung antar Kecamatan juga rusak.

Menyikapi banyaknya laporan dari masyarakat, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumenep, langsung membentuk tim khusus untuk melakukan kajian dan riset yang diakibatkan dari penambangan Galian golongan C (Galian C) maupun penambangan Fosfat.

Ketua PC ISNU Sumenep, DR. KH. Husnan A Nafi’ mengatakan, setelah mendapatkan banyaknya laporan dari masyarakat, akhirnya diputuskan dalam rapat Pra Rapat Kerja (Raker) PC ISNU Sumenep, akan membentuk tim khusus (Timsus) untuk melakukan kajian dan riset dari dampak lingkungan yang disebabkan oleh penambangan Galian golongan (Galian C) dan penambangan fosfat.

“Sebab, kami banyak menerima laporan dan keluhan dari masyarakat yang terdampak dari penambangan Galian C maupun penambangan Fosfat,” katanya, Minggu (9/4/2023).

Lanjut Rektor IST Annuqayah Guluk-Guluk ini, Tanah di Sumenep merupakan gugusan batu karst. Karst adalah tandon tempat menyimpan air ketika musim hujan.

“Kalau fosfat diambil tandonnya akan rusak. Dalam jangka panjang, kita akan mengalami kekeringan. Dibeberapa titik jika musim kemarau sumur-sumur rakyat sudah kekurangan air,” tuturnya.

DR. KH. Husnan A Nafi’ menambahkan, selain itu, tambang fosfat juga akan menyebabkan banjir, karena wilayah baru karst atau wilayah tambang fosfat itu adalah wilayah resapan air.

“Banjir di Sumenep yang makin besar dari tahun ke tahun ini, akibat rusaknya wilayah resapan air di hulu sungai Kebunagung dan sepanjang pesisir sungai. Bayangkan jika terjadi penambangan fosfat, akan makin mengerikan,” paparnya.

Tidak hanya itu, tambang fosfat juga akan mengurangi kesuburan tanah. Karena fosfat merupakan salah satu unsur yang menyuburkan tanah.

“Dan ini akan merugikan para petani. Dampaknya tentu pada ketahanan pangan,” pungkasnya.

Penulis     :    Alvian

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Syafika Auliyak

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jember- Seorang pria berinisial A, Warga desa Bangsalsari kecamatan Bangsalsari, yang merupakan terlapor dugaan pencabulan anak di...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Komitmen RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan berbasis digital membuahkan hasil...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pemerintah Kabupaten Sumenep terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan berbasis teknologi....

MEMOonline.co.id, Lumajang- LSM Lira DPD Kabupaten Lumajang, mengirim Dumas (pengaduan masyarakat) ke Inspektorat Kabupaten Lumajang, Jum'at...

MEMOonline.co.id, Sampang- Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur wilayah Sampang dinilai amburadul dalam mengerjakan proyek...

Komentar