
MEMOonline.co.id, Pamekasan - Pengelolaan sampah yang berada di Desa Angsanah, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang sempat dilaporkan ke DLH Provinsi Jawa Timur oleh LSM JCW Jatim, rupanya hingga kini masih belom menemukan titik temu. Sehingga kembali menuai kritikan dari salah satu Aktivis Lingkungan.
Pasalnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pamekasan dinilai masih belom mampu menangani polemik yang terjadi dibawah, serta juga terkesan dibiarkan begitu saja usai diresmikan pada tahun 2017 lalu.
Aktivis Lingkungan, Abd. Hamid menyampaikan, bahwa program Sanitary Landfill di TPA Angsanah tak sesuai dengan aturan yang semestinya, juga dengan adanya proyek itu terkesan hanya menghambur-hamburkan uang negara.
"Sistem Sanitary Landfill bukan seperti ini, buat apa pemerintah harus menghabiskan anggaran 15 M, kalau faktanya seperti ini, kalui seperti ini kan sama aja seperti TPA yang biasa," ucap Hamid.
Dirinya juga mengatakan, bahwa kegagalan dari program tersebut nampak dari adanya bau yang merambat kemana-mana dan penyaringan air lendir yang ada dikolam itu masih beracun dan bau.
"Akibat tidak tahunya masyarakat terhadap program Sanitary Landfill menjadi salah satu pemicu gagalnya program tersebut. Sedangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan merasa bangga dengan diamnya masyarakat," tuturnya.
Dirinya juga berharap kepada Pemkab Pamekasan agar segera menangani polemik yang terjadi bibawah, agar tak seolah-olah Pemkab Pamekasan hanya diam begitu saja.
Kendati demikian, masih belom konfirmasi kepada pihak terkait. (Faisol)