MEMOonline.co.id. Jember - Ajang kontestasi grand final Gus dan Ning 2022 Kabupaten Jember, Jawa Timur, menuai protes kalangan tokoh pondok pesantren.
Seperti yang disampaikan Kyai Abdur Rohman Luthfi, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Dirinya sangat menyayangkan, salah satu peserta pertunjukan memakai pakaian tembus pandang, sehingga bentuk tubuhnya seperti kelihatan.
Tokoh muda ini mengaku terkejut, festival yang seharusnya lebih mengedepankan kesopanan dan kearifan lokal, justru berubah seperti tidak tahu norma agama dan terkesan mempertontonkan maksiat.
"Apapun alasannya, ini tidak bisa diterimakan. Ini merupakan kemerosotan moral. Dari yang semula bertujuan baik, berubah jadi 'ajang maksiat'," tegasnya, Selasa (19/07/2022).
Seharusnya, kata dia, busana yang menutupi badan seorang perempuan harusnya dimuliakan karena itu perintah agama, justru menjadi sebaliknya.
"Bukan justru terkesan dipertontonkan.Ketika dilihat dan dipandang menebar syahwat, siapa yang salah hal ini," ujarnya dengan nada kecewa.
Santri jebolan salah satu pondok pesantren ternama di Madura ini meminta agar pemerintah memberikan edukasi yang mendidik.
"Bukan justru mengajari sesuatu yang kurang mendidik. Jember ini basis pesantren. Jangan disamakan dengan daerah lain. Kami sibuk mendidik ahlak, kok ini malah terkesan dirusak," tegasnya.
Tokoh yang sekaligus keluarga dari tokoh NU Pondok Pesantren di Sumberwringin- Sukowono ini meminta, agar panitia pemilihan Gus dan Ning Jember bisa memberikan klarifikasi.
"Di era kepemimpinan sebelumnya, saya pernah protes agar tidak ada umbar aurat, ini malah terjadi lagi, kemana pemimpin Jember yang lebih mengerti," tegasnya.
Dirinya meminta, agar kejadian tersebut tidak terulang kembali karena Jember banyak pesantren.
"Ini justru, menciderai nilai seni itu sendiri. Apalagi, acaranya di dekat Masjid Jamik, ini benar-benar tidak bisa diterimakan," sesalnya.
Sementara, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember selaku penyelenggara ajang Gus Ning Jember 2022, menyampaikan permohonan maaf atas kontroversi yang ditimbulkan dari gelaran tersebut, hingga membuat masyarakat tidak nyaman.
Seperti diberitakan sebelumnya, penampilan sejumlah finalis Grand Final Gus Ning 2022 yang dilaksanakan Senin (18/7/2022) malam saat fashion show telah mendapatkan kritik keras dari sejumlah tokoh agama, karena dinilai memamerkan aurat dan tidak mengedepankan kesopanan.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember selaku penyelenggara ajang Gus Ning Jember 2022, menyampaikan permohonan maaf atas kontroversi yang ditimbulkan dari gelaran tersebut,
Lebih jauh dirinya mengatakan, memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh warga Jember, terutama para tokoh ulama karena adanya tampilan fashion show yang kurang pas dan membuat tidak nyaman.
"Dengan adanya penampilan fashion show yang kurang pas dan membuat masyarakat tidak nyaman. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," ungkapnya, melalui pesan suara, ujar Harry Agustriono, pada hari Selasa (19/7/2022).
Pihaknya mengaku telah melakukan berupaya secara maksimal dalam menyukseskan acara tersebut, namun memang masih terdapat banyak sekali kekurangan dan ketidak sempurnaan.
Pihaknya akan terus berupaya untuk memperbaiki, serta menjunjung tinggi semangat generasi muda dalam berkreasi dengan menjunjung tinggi norma yang berlaku.
Dengan demikian, hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk Disparbud Jember dalam penyelenggaraan event-event selanjutnya.
"Sekali lagi kami mohon maaf atas hal tersebut," ucapnya.
Harry berharap, permasalahan tersebut tidak mengurangi tujuan utama acara pemilihan Gus Ning Jember 2022, untuk mengangkat dan mendukung perkembangan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jember.
"Semoga tidak mengurangi tujuan utama penyelenggaraan acara ini," tandasnya.
Penulis : Zainullah
Editor : Udiens
Publisher : Satrio Pininggit