Dengan Tema 'Kerras Pakerrès' Kegiatan 'Festival Kultur Sumenep 2021' Digelar Hari Ini

Foto: Acara Workshop Pembuatan Konten Kreatif di Sumenep
1017
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep  - Kabupaten Sumenep merupakan satu-satunya Kabupaten yang dianugerahi ratusan pulau dan perbukitan yang memecah daratan.

Tanah bertuah yang berada di ujung timur Pulau Madura ini sangat kaya akan ragam budaya. Serapan budaya-budaya nusantara dan mancanegara mewarnai setiap kehidupan masyarakatnya.

Maka tak heran jika disetiap sudut kampung, mulai dari desa hingga kota mempunyai corak budaya yang berbeda-beda.

Kekayaan budaya inilah yang kemudian disadari sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai potensi untuk pengembangan pembangunan berbasis budaya.

Sikap ini terlihat dengan jelas pada tahun 2013 Kabupaten Sumenep mendeklarasikan dirinya sebagai “Kota Keris”.

Hal itu bukan sekadar branding kota semata, namun berdasarkan data bahwa di kabupaten ini terdata memiliki 554 oreng empu dan pande keris.

Tidak selesai di sana, Pemerintah Kabupaten Sumenep kemudian menyiapkan dan membangun infrastruktur sebagai penguatannya.

Hal itu dapat dilihat di jalanan kota Sumenep, seperti adanya kalimat “Selamat Datang di Kota Keris” saat kita akan memasuki kota, dan tugu keris di Jalan Diponegoro.

Selanjutnya di tahun 2018, Sumenep telah menyatakan diri telah memiliki Museum Keris yang letaknya berada di kompleks Keraton Sumenep.

Sebagai sebuah museum, keberadaan Museum Keris tersebut tentu diharapkan mampu memberikan informasi tambahan terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang budaya dan seni khususnya keris yang ada di Sumenep.

Keberadaan museum keris seharusnya mampu memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat dari berbagai aspek, misalnya pendidikan, ekonomi dan pariwisata.

Tingginya nilai-nilai budaya adiluhung yang terkandung dalam sebuah keris tentu sangat penting memikirkan cara pewarisannya. Pewaris kebudayaan itu tentu akan jatuh pada generasi milenial.

Generasi ini adalah generasi emas kebudayaan Sumenep. Segenap daya kreativitas dan inovasinya mampu mencitrakan identitas pembangunan berbasis budaya.

Oleh kerena itu penting kiranya bagi kita untuk mengenalkan keris pada generasi muda Sumenep melalui kegiatan-kegiatan yang menarik dan bernilai edukatif.

Dasar pemikiran inilah yang kemudian kami ambil sebagai pijakan untuk menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Festival Kultur Sumenep” dengan tema “Kerras Pakerrès” dengan sasaran kaum milenial dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Museum Keraton Sumenep sengaja akan dipilih sebagai pusat kegiatan ini.

Kegiatan Festival Kultur Sumenep ini terbagi menjadi beberapa konten acara, di antaranya kompetisi, workshop dan diskusi.

Ada dua kompetisi dalam kegiatan ini, yaitu Kompetisi Fotografi dan Kompetisi Poster, untuk pelajar dan mahasiswa.

Kompetisi fotografi dan poster ini dibuka sejak 20 Oktober dan ditutup pada tanggal 12 November 2021.

Selanjutnya pada hari yang sama akan dilakukan proses kurasi untuk menghasilkan nominator karya 10 besar.

Karya yang masuk nominasi selanjutnya akan dipamerkan secara virtual di website resmi www.festivalkultursumenep.com

Kegiatan workshop dan diskusi dikemas dalam sub acara “Ngopi è Museum 1” dan “Ngopi è Museum 2”.

“Ngopi è Museum 1” akan diselenggarakan pada tanggal Jumat, 12 November 2021 dan akan diisi dengan workshop tentang pembuatan konten kreatif oleh Naufan Noordyanto, M.Sn, seorang desainer poster internasional yang akan menyampaikan materi tentang “Memvisualisasi Ide Kreatif dalam Bentuk Poster”; dan Ahmad Rofiki, seorang editor di Kaisar TV yang akan menyampaikan materi tentang “Membuat Video Kreatif”.

Target peserta dari kegiatan ini terbatas hanya 50 orang yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa.

Selanjutnya "Ngopi è Museum 2" akan diselenggarakan esok harinya yaitu Sabtu, 13 November 2021.

Acara ini adalah forum diskusi tentang keris sebagai warisan budaya dunia dan mencoba membedah potensi pengembangannya kedepan dari prespektif milenial.

Di hari yang sama juga akan ada sesi pemberian hadiah bagi pemenang Kompetisi Fotografi dan Poster.

Diskusi ini akan dipantik oleh Ika Arista, seorang empu keris perempuan Sumenep yang akan menyampaikan materi tentang “Keris di Mata Milenial”; Anusapati, perwakilan komunitas Lar-gangsir Jogjakarta sekaligus seorang akademisi di Fakultas Seni Rupa, ISI Jogjakarta yang akan menyampaikan materi tentang “Keris sebagai Warisan Kebudayaan Dunia”; dan bapak Bupati Achmad Fauzi yang akan menyampaikan materi tentang “Kebijakan Pemerintah tentang Keris sebagai Upaya Penguatan Identitas Kabupaten Sumenep”.

Penulis      :   Alfian

Editor        :   Udiens

Publisher :   Isma

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

Bersama ini saya ijin menyampaikan keluhan masyarakat sekitar pasar induk Cibitung Kabupaten Bekasi, bahwa sudah lebih dari 3 bulan sampah di...

MEMOonline.co.id, Kota Bekasi- Silaturahmi Pemerintah Kota Bekasi bersama para insan pers di Pendopo Walikota Bekasi diawali dengan acara buka puasa...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Potret kurang matangnya tata kelola kesenian di Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur menjadi pengantar diskusi hangat...

MEMOonline.co.id, Sampang- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang menggelar rapat paripurna dengan acara nota penjelasan bupati...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriyah dijadikan momentum untuk berbagi rasa oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten...

Komentar