Memprihatinkan, Nasib Guru Honorer di Jember Terkatung - katung Ditengah Covid 19

Foto: Ilustrasinya Google
1061
ad

MEMOonline.co.id, Jember - Pahlawan adalah mereka yang telah berjuang dengan mengorbankan jiwa raganya demi kesejahteraan dan kemerdekaan kita.

Berbicara pahlawan, sosok guru sudah sepatutnya masuk dalam daftar diantara pahlawan-pahlawan dalam hidup kita.

Karena bagaimanapun juga, kemerdekaan yang saat ini kita nikmati, salah satunya tidak lepas dari jasa-jasa yang mereka berikan.

Nasib guru honorer di tengah pandemi Covid-19 bisa dibilang memprihatinkan. hingga kini persoalan guru honorer belum terselesaikan. Bahkan di tengah pandemi, nasib jutaan guru honorer terkatung-katung.

Upaya Forum Honorer Persatuan Guru Republik Indonesia (FH PGRI) Kabupaten Jember untuk melakukan audiensi dengan Bupati Jember, seperti menemui jalan buntu.

Hal itu terungkap lewat surat balasan, yang berkop Pemkab Jember akan di pimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) bukan oleh Bupati H.Hendy.

Seperti yang disampaikan oleh ketua FH Honorer PGRI Jember Mulyadi, lewat sambungan selulernya, Senin (04/10/2021).

Kata dia, selama ini Bupati Jember dianggap menjadi ujung tombak penyambung lidah untuk menyampaikan aspirasi kepada BKN dan Presiden terkait pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

"Surat balasan audiensi kita diterima, tapi yang menemui bukan bupati. Kami butuh bupati bukan sekda," sebut Mulyadi menyampaikan.

Dari surat itulah, pihaknya memastikan tidak akan datang menemui Sekda Jember karena dianggap bukan yang berkepentingan.

"Dari 3450 peserta yang lulus tahap 1 yang lulus hanya 9 persen saja. Itu kelulusannya ditambah afirmasi bukan nilai murni," sebutnya.

Pihaknya mendorong Bupati Jember untuk bersurat kepada BKN, agar afirmasi kelulusan diringankan.

"Padahal kita sangat ingin bertemu beliau, tapi ini diwakilkan tanpa memberi alasan. Kami kecewa sekali," tegasnya.

Lebih jauh Guru agama SMPN 1 Tempurejo ini berjanji, jika aspirasi guru honorer terkesan diabaikan, akan mengambil langkah untuk kedepannya.

"Ingat Bapak Bupati Jember, jumlah guru honorer ini lebih banyak dari ASN. Jangan sampai kami melakukan mogok kerja," pungkasnya.

Di tempat terpisah, Ketua FH PGRI Jawa Timur, Ilham Wahyudi menyayangkan jawaban surat dari Pemkab Jember.

Menurutnya, seharusnya Bupati Jember bisa menemui para guru yang telah mengabdi lama di Jember.

"Bukan justru diwakilkan. Tolong ingat bapak haji Hendy saat kampanye. Mereka juga anakmu juga, jangan begitu lah," tegas Ilham.

Pria ini mengancam, akan melakukan aksi turun ke jalan, jika tuntutan honorer ini tidak dipenuhi.

"Kabupaten lain sudah berjuang mati-matian, Jember kok malah seperti ini. Apa kami harus turun ke jalan, agar Indonesia ini tahu," ancamnya.

Penulis: Zainullah

Editor: Udiens

Publisher: Dafa

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) menyampaikan pesan penting yang menggugah kesadaran publik nasional: rumah...

MEMOonline.co.id, Palu- Musyawarah Nasional (Munas) II Pro Jurnalismedia Siber (PJS) resmi dibuka oleh Gubernur Lemhanas RI, Dr. TB Ace Hasan...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Komunitas Kanca Pendidikan (KKP) Kabupaten Sumenep sukses menggelar kegiatan edukatif dan inspiratif bertajuk Lomba...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Abdillah Irsyad Camat Tempeh Kabupaten Lumajang, merespon peristiwa indikasi kecurangan dalam tahapan seleksi/penjaringan...

MEMOonline.co.id, Jember- Seorang pria berinisial A, Warga desa Bangsalsari kecamatan Bangsalsari, yang merupakan terlapor dugaan pencabulan anak di...

Komentar